Berita mengejutkan ini dilaporkan oleh Paul K Martin, Inspektur Jenderal NASA di kongres Amerika Serikat (AS) kemarin. Dalam sebuah kesaksian yang menyoroti tantangan keamanan NASA, Martin mengatakan notebook itu merupakan salah satu dari 48 perangkat komputasi mobile milik mereka yang hilang atau dicuri antara April 2009 dan April 2011.
Dalam laporan tertulis dia menyatakan,"Pencurian notebook NASA pada Maret 2011 mengakibatkan hilangnya algoritma yang digunakan untuk memerintahkan dan mengendalikan Stasiun Antariksa Internasional," demikian seperti dikutip DailyMail, Jumat (2/3/2012).
Notebook lain yang hilang juga berisi informasi nomor jaminan sosial dan data sensitif pada Constellation NASA dan program Orion. "NASA tidak dapat secara konsisten mengukur jumlah data sensitif yang terekspos ketika notebook karyawan hilang atau dicuri, karena agency (NASA) bergantung pada laporan mereka tentang data yang hilang, bukan menentukan apa yang disimpan pada perangkat dengan meninjau file cadangan," jelasnya.
Menurut Martin, NASA melaporkan 5.408 insiden keamanan komputer antara 2010 dan 2011 dan itu termasuk perangkat lunak berbahaya yang terinstall atau tidak berhak untuk mengakses sistem.
Ancaman keamanan ini, menurut Martin karena penyerang di dunia maya terampil dan berkomitmen dengan memilih menyebabkan gangguan yang signifikan pada operasi NASA, seperti jaringan TI yang merupakan pusat untuk semua aspek operasional NASA.
Tidak hanya melaporkan kehilangan notebook yang penting, tapi juga menyertakan audit sejak 1970 bahwa lebih dari 500 batu bulan, meteorit, potongan komet dan material ruang angkasa telah hilang atau dicuri.
Karena itu, NASA yang meminjamkan lebih dari 26 ribu sampel harus melacak dengan lebih baik apa saja yang dikirim ke para peneliti dan museum. Ini dilaporkan oleh inspektur jenderal yang baru-baru ini memperingatkan tentang meningkatnya resiko sumber daya unik yang mungkin akan hilang.