Kebanyakan dari komunitas fotografi itu memang menggunakan kamera, baik SLR (single lens reflex) maupun kamera saku, sebagai sarananya. Untuk menemukan klub fotografi yang memakai ponsel sebagai "senjata" utama dalam memotret mungkin agak sulit.
Hal itu wajar saja, karena sebagian besar kalangan masih berpendapat bahwa untuk memotret, lebih baik menggunakan kamera yang sebenarnya ketimbang kamera ponsel. Selain itu, kendati kini banyak diproduksi ponsel kamera dengan resolusi besar, kebanyakan resolusinya tergolong kecil. Rata-rata 2 sampai 5 megapiksel saja.
Namun, bagi S. Arief Rakhmadani, hal itu bukan masalah. Pria 34 tahun ini, bersama kawannya, Andira, membentuk Aifonografi sekitar tiga bulan lalu. Aifonografi adalah klub fotografi dengan iPhone. Bisa dibilang, Aifonografi adalah klub memotret dengan iPhone pertama di Indonesia. Nama Aifonografi adalah gabungan dari dua kata: 'aifon' (iPhone dilafalkan) dan 'fotografi'.
Arif dan Andira, yang berteman di jejaring sosial Twitter, memang pengguna iPhone. Dan sebelum membentuk Aifonografi, Arief sudah membuat situs web bernama One Day One Photo (http://onedayonephoto.posterous.com), yang berisi hasil-hasil jepretan fotonya dengan iPhone.
"Tak ada maksud apa pun membuat website itu. Saya memang senang motret pakai iPhone," kata Arief kepada iTempo di Jakarta, Selasa lalu.
Anggota staf perusahaan kehumasan ini memang penggemar berat ponsel besutan Apple itu. Setiap kali iPhone masuk Indonesia, sejak edisi pertama (dengan kamera 2 MP) sampai yang teranyar, iPhone 3GS (dengan kamera 3,2 MP), dia pasti membelinya. Awalnya, foto-foto hasil jepretannya cuma disimpan di iPhone-nya. "Lalu saya pikir, kenapa enggak di-share saja, akhirnya saya buat One Day One Photo ini."
Dari situs web itulah kemudian banyak temannya sesama pengguna iPhone yang tertarik berkolaborasi. Lalu, dibentuklah Aifonografi, plus membuat blognya (http://aifonografi.tumblr.com) lewat platform Tumblr. "Rupanya banyak juga yang tertarik memotret pakai iPhone," ujarnya.
Aifonografi dibentuk untuk saling berbagi tip dan trik, serta memungkinkan anggotanya mengunggah langsung hasil karyanya ke blog Aifonografi. Meski baru tiga bulan dan anggotanya baru 20 orang, blog Aifonografi sudah mengoleksi sekitar 200 foto menarik. "Paling tidak, tiap anggota mengunggah dua foto seminggunya."
Selain untuk berkomunikasi, bagi Arief, iPhone menyenangkan untuk memotret. Karena perangkat layar sentuh ini menyediakan banyak aplikasi foto. Lewat toko aplikasi Apple, Arief membeli berbagai aplikasi, seperti CameraBag dan BestCamera untuk mengedit foto atau TiltShift Generator, yang berfungsi untuk mengubah-ubah fokus pada foto.
Aifonografi memang tidak mewajibkan keterampilan anggotanya dalam hal memotret. "Asal dia tertarik memotret pakai iPhone bisa bergabung," katanya.
Arief bersama komunitas Aifonografi kini berencana untuk membuat workshop serta melakukan kegiatan hunting foto secara rutin. Workshop akan digelar agar anggota dapat memaksimalkan hobi fotografinya dengan iPhone. Adapun kegiatan perburuan foto akan dilakukan berdasarkan tema tertentu. Seperti sebelumnya, temanya adalah tahun baru Cina atau Imlek. Saat Imlek itu, mereka berburu foto dengan iPhone di kawasan Pecinan di kawasan Kota.
Selain workshop dan hunting foto, Arief dkk berencana membuat situs web untuk menampung hasil karya foto anggota Aifonografi ini seperti halnya Fotografer.net. Arief juga membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa pun yang ingin bergabung. Karena belum punya portal sendiri, mereka yang ingin daftar harus membuat akun Tumblr terlebih dulu.
Setelah terdaftar, mereka akan diundang oleh Arief lewat surat elektronik yang sebelumnya dikirim kepadanya. "Setelah itu, dia sudah bisa langsung mengunggah hasil karya fotonya." Kebetulan Tumblr juga mendukung aplikasi iPhone, sehingga pengguna bisa langsung mengunggah foto lewat iPhone-nya.
Aifonografi juga tak menerapkan aturan yang terlalu ketat. Aturan main utamanya adalah melakukan semuanya dengan iPhone. Dari memotret, mengedit, sampai mengunggah foto, harus memakai iPhone. "Tidak boleh pakai PC, jadi harus menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada di iPhone," ujarnya. Pihaknya memang tak mengawasi satu per satu anggotanya untuk menjalankan aturan main itu. "Dasarnya adalah kepercayaan."
DIMAS